I.
PENGERTIAN
MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran
mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi, metode atau prosedur
pembelajaran. Istilah model pembelajaran mempunyai 4 ciri khusus yang tidak
dipunyai oleh strategi atau metode pembelajaran :
1.
Rasional
teoritis yang logis yang disusun oleh pendidik.
2.
Tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
3.
Langkah-langkah mengajar yang duperlukan agar model
pembelajaran dapat dilaksanakan secara optimal.
4.
Lingkungan
belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai.
II. MACAM
- MACAM MODEL PEMBELAJARAN
Ada beberapa jenis model
pembelajaran yang paling mutakhir yang biasa digunakan yaitu :
1. STUDENT
TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
Tim
siswa kelompok prestasi (Slavin, 1995)
Langkah-langkah:
1.
Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menurut
prestasi, jenis kelamin, suku, dll).
2.
Guru menyajikan pelajaran.
3.
Guru member tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota
kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota lainnya
sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
4.
Guru member kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak
boleh saling membantu.
5.
Memberi evaluasi dan kesimpulan.
Kelebihan:
1. Seluruh siswa menjadi lebih siap.
1. Seluruh siswa menjadi lebih siap.
1.
Melatih kerjasama dengan baik.
Kekurangan:
a. Anggota kelompok semua mengalami kesulitan.
a. Anggota kelompok semua mengalami kesulitan.
b.
Membedakan siswa.
Numbered Heads Together adalah suatu
metode belajar dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok
kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa.
Langkah-langkah:
Langkah-langkah:
- Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
- Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
- Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya.
- Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.
- Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
- Kesimpulan.
Kelebihan:
- Setiap siswa menjadi siap semua.
- Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
- Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
Kelemahan:
·
Kemungkinan nomor yang dipanggil,
dipanggil lagi oleh guru.
- Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru
Metode investigasi kelompok sering
dipandang sebagai metode yang paling kompleks dan paling sulit untuk
dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Metode ini melibatkan siswa sejak
perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya
melalui investigasi. Metode ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan
yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group
process skills). Para guru yang menggunakan metode investigasi kelompok umumnya
membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 siswa
dengan karakteristik yang heterogen. Pembagian kelompok dapat juga didasarkan
atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu.
Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam
terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan
menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan. Adapun deskripsi
mengenai langkah-langkah metode investigasi kelompok dapat dikemukakan sebagai
berikut:
i.
Seleksi topik
Parasiswa
memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya
digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan
menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups)
yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam
jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.
ii.
Merencanakan kerjasama
Parasiswa beserta guru merencanakan
berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan
berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah a) di atas.
iii.
Implementasi
Parasiswa melaksanakan rencana yang
telah dirumuskan pada langkah b). Pembelajaran harus melibatkan berbagai
aktivitas dan ketrampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa
untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar
sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan
memberikan bantuan jika diperlukan.
iv.
Analisis dan sintesis
Parasiswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi
yang diperoleh pada langkah c) dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam
suatu penyajian yang menarik di depan kelas.
v.
Penyajian hasil akhir
Semua kelompok menyajikan suatu
presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua
siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas
mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.
vi.
Evaluasi
Guru beserta siswa melakukan
evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai
suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau
kelompok, atau keduanya.
Pembelajaran kooperatif model TGT
adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah
diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan
status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur
permainan dan reinforcement.
Aktivitas belajar dengan permainan
yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat
belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama,
persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Ada5 komponen utama dalam komponen
utama dalam TGT yaitu:
1.
Penyajian kelas
Pada awal pembelajaran guru
menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran
langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian
kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang
disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja
kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.
2. Kelompok (team)
Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang
anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau
etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman
kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja
dengan baik dan optimal pada saat game.
2.
Game
Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan
yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian
kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan
sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab
pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan
itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen
mingguan.
3.
Turnamen
Biasanya turnamen dilakukan pada
akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan
kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke
dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan
pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.
5. Team recognize (penghargaan kelompok)
Guru kemudian mengumumkan kelompok
yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila
rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super
Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata
mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 30-40
5. PROBLEM
BASED INTRODUCTION (PBI)
Problem Based Instruction (PBI) memusatkan pada masalah
kehidupannya yang bermakna bagi siswa, peran guru menyajikan masalah, mengajukan
pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.
Langkah-langkah:
1. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dan menyebutkan sarana atau pendukung yang dibutuhkan. Memotivasi siswa untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
1. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dan menyebutkan sarana atau pendukung yang dibutuhkan. Memotivasi siswa untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
2. Guru membantu siswa
mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah tersebut (menetapkan topic, tugas, jadwal, dll).
3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
4. Guru membantu siswa
dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu
mereka berbagi tugas dengan temannya.
5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap eksperimen mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap eksperimen mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
6. THINK PAIR AND SHARE
(Frank Lyman, 1985)
Langkah-langkah:
1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Siswa diminta berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru.
3. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing.
1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Siswa diminta berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru.
3. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing.
4. Guru memimpin pleno
kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya.
5. Berawal dari kegiatan tersebut, guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa.
5. Berawal dari kegiatan tersebut, guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa.
6. Guru member
kesimpulan.
7. Penutup.
Metode pemecahan masalah (problem
solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan
melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau
perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara
bersama-sama.
Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.
Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.
Adapun
keunggulan metode problem solving sebagai berikut:
- Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
- Berpikir dan bertindak kreatif.
- Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
- Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
- Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
- Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
- Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.
Kelemahan
metode problem solving sebagai berikut:
- Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.
- Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.
Skrip kooperatif adalah metode
belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan
bagian-bagian dari materi yang dipelajari.
Langkah-langkah:
- Guru membagi siswa untuk berpasangan.
- Guru membagikan wacana / materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.
- Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
- Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak / mengoreksi / menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat / menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
- Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta lakukan seperti di atas.
- Kesimpulan guru.
- Penutup.
Kelebihan:
- Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan.
- Setiap siswa mendapat peran.
- Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.
Kekurangan:
- Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu
- Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut).
Picture
and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan
/ diurutkan menjadi urutan logis.
Langkah-langkah:
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2.
Menyajikan materi sebagai pengantar.
3.
Guru menunjukkan / memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.
4. Guru menunjuk / memanggil siswa secara bergantian memasang / mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
4. Guru menunjuk / memanggil siswa secara bergantian memasang / mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
5.
Guru menanyakan alas an / dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
6. Dari alasan / urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep / materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
6. Dari alasan / urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep / materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
7.
Kesimpulan / rangkuman.
Kebaikan:
1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
2.
Melatih berpikir logis dan sistematis.
Kekurangan
: Memakan banyak waktu. Banyak siswa yang pasif.
Examples Non Examples adalah metode
belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat dari kasus / gambar
yang relevan dengan KD.
Langkah-langkah:
Langkah-langkah:
- Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
- Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP.
- Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan / menganalisa gambar.
- Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas.
- Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
- Mulai dari komentar / hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
- KKesimpulan.
Kebaikan:
1. Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.
1. Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.
2. Siswa
mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.
3. Siswa
diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
Kekurangan:
1. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
1. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
2. Memakan
waktu yang lama.
DAFTAR PUSTAKA
http://dir.yahoo.com/Education
http://www.stemnet.nf.ca/Curriculum/Validate
Arends,Rhichardl.1997.Classroom Instructional Management. New
York: The McGraw-Hill Company
Kardi, S dan Nur, M.2000. pengajaran Langsung. Surabaya:
Universitas Press
Slavin, R.E. 1994. Educational Physycologi Theory and Practice .
Fourth Edition. Massachusetts. Allyn and Bacon
Ibrahim, M., dan Nur, M.,2000.Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya : Universitas Press
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif. Kencana: Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Makasih Udah Kunjungi Blog Saya :)
"Smoga Postting ini Bermanfaat"