Jumat, 30 November 2012

Pembuatan Larutan Kimia


PEMBUATAN LARUTAN
1.    Standarisasi Larutan KMnO4
*   Kristal asam oksalat ditimbang sebanyak ± 0,65 gram dan dilarutkan menjadi 100 mL dalam labu takar
*   Larutan asam oksalat diambil sebanyak 25 mL kemudian ditambahkan 5 mL larutan H2SO4 dan dipanaskan sampai suhu 70oC
*   Larutan dititrasi dalam keadaan panas dengan larutan standar KMnO4 yang telah dibuat hingga warna ungu dari tetesan permangant hilang
*   Titrasi diulangi sampai 3 kali dan volume rata-rata titran dicatat
*   Normalitas larutan standar KMnO4 dihitung.
2.    Untuk Natrium Klrorida (NaCl)
*   Menimbang 1,46 gr Nacl menggunakan neraca ohause.
*   Mengukur 50 ml aquades menggunakan gelas ukur 100 ml.
*   Memasukkan 50 ml aquades ke dalam gelas kimia.
*   Memasukkan sedikit demi sedikit Nacl ke dalam gelas kimia sambil di aduk.
*   Setelah dingin,menyimpan larutan ke dalam botol dan member label.



3.        Pembuatan Larutan Standar Asam Oksalat dan Penggunaannya untuk Standarisasi Larutan NaOH
*   Sebanyak 1,26 gram asam oksalat dihidrat (H2C2O4.2H2O) ditimbang dengan menggunakan gelas arolji dan neraca analitik.
*   Asam Oksalat dipindahkan dari gelas arloji ke dalam gelas beker 100 mL, tambahkan 25-30 mL akuades, kemuadian diaduk hingga larut. Setelah itu gelas arloji dibilas dengan sedikit akuades, dan masukkan air bilasan ke dalam gelas beker yang berisi larutan asam oksalat tersebut.
*   Larutan asam oksalat dipindahkan ke dalam labu takar 100 mL, kemudiam gelas beker dibilas dengan sedikit akuades, air bilasan tersebut dimasukkan ke dalam labu takar.
*   Akuades ditambahkan ke dalam labu takar hingga tepat tanda batas dan dikocok hingga homogen.
*   Buret yang akan digunakan dicuci dengan menggunakan akuades kemuadian dikeringkan.
*   Larutan asam oksalat yang telah dibuat dimasukkan ke dalam buret 50 mL.
*   10 mL larutan NaOH yang akan distandarisasi dimasukkan kedalam erlenmeyer kemudian ditambahkan 2-3 tetes indikator fenophtalein.
*   Larutan NaOH dititrasi dengan larutan asam oksalat dari buret.
*   Jika terjadi perubahan warna yang konstan titrasi dihentikan kemudian dicatat volume asam oksalat yang digunakan untuk titrasi.
*   Dilakukan titrasi kembali sebanyak dua kali dan dihitung rata-rata volume asam oksalat yang digunakan dari tiga kali titrasi yang telah dilakukan.
4.    Pembuatan Larutan KI
*   Menimbang 4,5 gr KI menggunakan neraca ohause.
*   Mengukur 50 ml aquades menggunakan gelas ukur menggunakan gelas ukur 100 ml.
*   Memasukkan 50 ml aquades ke dalam gelas kimia.
*   Memasukkan sedikit demi sedikit KI ke dalam gelas kimia sambil di aduk
*   Setelah dingin menyimpan larutan ke dalam botol dan member label.
5.    Pembuatan Larutan H2SO4
*   Di pipet  5,6 ml H2SO4 pekat dan di masukkan kedalam labu takar 100 ml yang telah di isi dengan aquades sebanyak  50 ml.
*   D ibiarkan hingga terasa dingin, kemudian di tambahkan aquades hingga tinggi permukaan larutan 0,5 cm hingga 1 cm.
*   Keringkan aquades yang menempel pada leher labu takar dengan menggunakan tisu.
*   Dengan menggunakan pipet tambahkan aquades hingga tanda batas
*   Ditutup labu takar dan bolak-balik labu takar sambil di pegang
*   Tutupnya selama beberapa kali.
6.    Pembuatan Larutan BaCl2
*   Di timbang BaCl2 sebanyak 5,20 gr menggunakan alumunium  foil.
*   Pindahkan secara kuantitatif kedalam gelas kimia 100 ml yang berisi dan telah di bilas dengan aquades
*   Tambahkan aquades dan aduk hingga larut sempurna
*   Di pindahkan secara kuantitatif kedalam labu takar 100 ml dengan menggunaka corong kaca ,dimana hasil bilasannya di masukkan kedalam labu  takar 100 ml.
7.    Pembuatan larutan CH3COOH
*   Menimbang labu takar 100 ml kosong (a gram)
*   mengisi labu takar 100 ml dengan akuades sampai kira-kira ¾-nya. Kemudian menimbang kembali (b gram) dan mengukur suhunya (t1)
*   Menimbang gelas ukur kosong (c gram), mengisi gelas ukur tersebut dengan larutan CH3COOH pekat 4 ml, kemudian menimbangnya kembali (d gram) dan mengukur suhunya (t2)
*   Menuangkan CH3COOH pekat dengan perlahan-lahan dan hati-hati kedalam labu takar, dan menambahkan kembali sejumlah akuades hingga batas tera. Mengocok campuran tersebut agar homogeny. Menimbang kembali campuran tersebut (c gram) dan mengukur suhunya kembali (t3)
*   Menentukan sifat pelarutan asam asetat dan konsentrasinya dalam satuan %(w/w),  %(v/v), molaritas, molalitas, ppm, dan fraksi mol.
8.    Pembuatan Larutan Boraks 0,1 N
Larutan boraks (Na2B4O7. 10H2O) 0,1N dibuat dengan cara menimbang dengan teliti 1,9072 gram boraks dan dilarutkan dengan akuades, kemudian dimasukkan dalam labu ukur 100 mL, dan diencerkan dengan akuades sampai tanda batas.
·      Pembakuan larutan baku HCl dengan boraks
*   Pipet 10,0 mL larutan baku natrium tetraborat (boraks),
*   masukkan ke dalam labu titrasi, tambahkan 2 – 3 tetes indikator metil merah.
*   Larutan ini dititrasi dengan larutan HCl yang akan dibakukan, sampai terjadi perubahan warna dari kuning menjadi jingga (terakhir).
*   Titrasi dilakukan 3 kali pengulangan atau lebih. Selisih volume antar titrasi maksimal 0.05 mL.
9.    Pembuatan Larutan Baku Primer ZnSO4/ MgSO4 0,1 N
*   Timbang dengan teliti 1,4375 gram ZnSO4. 7H2O atau 1,2325 gram MgSO4.7H2O, larutkan dalam akuades,
*   masukkan ke dalam labu ukur 100 mL secara kuantitatif dan encerkan dengan akuades sampai tanda batas. Kocok sampai homogen.
10.    Pembuatan Larutan Baku Primer KIO3 0,1 N
Timbang dengan teliti 0,3567 gram KIO3, dilarutkan dalam akuades. Masukkan secara kuantitaif ke dalam labu ukur 100 mL, encerkan dengan akuades sampai garis tanda. Kocok sampai homogen.
·      Pembakuan larutan Na2S2O3 0,1 N dengan larutan baku primer KIO3
*   Pipet 10,0 mL larutan baku KIO3 0,1 N masukkan ke dalam labu titrasi.
*   Tambahkan 2 mL H2SO4 2 N dan 8 mL larutan KI 10%, kocok.
*   Larutan ini dititrasi dengan larutan tiosulfat sampai larutan berwarna kuning muda, encerkan dengan air sampai volume 40 mL dan tambahkan 2 – 4 mL larutan amilum.
*   Titrasi dilanjutkan sampai warna biru tepat hilang. Titrasi dilakukan 3 kali pengulangan atau lebih. Selisih volume antar titrasi maksimal 0.05 mL.

11.    Pembuatan Amoniak (NH3)
*   Amoniak diproduksi dengan mereaksikan gas Hydrogen (H2) dan Nitrogen (N2) dengan rasio H2/N2 = 3 : 1 .
*   Disamping dua komponen tersebut campuran juga berisi inlet dan gas-gas yang dibatasi kandungannya, seperti Argon (Ar) dan Methan (CH4).
*   Secara umum tahapan-tahapan proses pembuatan Amoniak dapat diuraikan sebagai berikut :
1.    Feed Treating dan Desulfurisasi
2.    Reforming Section
3.    Gas Purification
4.    Synthesa Loop dan Amoniak Refrigerant.
12.    Membuat larutan CuSO4
Membuat larutan CuSO4  0.002M sebanyak 100 ml dari CuSO4  0.1M
*      Hitung molaritas larutan pekat
*      Hitung volume larutan pekat yang dibutuhkan dengan rumus
*      Mengukur volume larutan pekat yang di butuhkan
*      Membuat larutan dengan cara memasukkan air ke dalam gelas kimia. Kira –kira  ⅓ volume
*      Masukkan larutan no 4yang sesuai dengan labu ukur
*      Pembilasan alat-alat minimal 3x
*      Menambahkan air dalam labu ukur dengan menggunakan botol semprot sampai kira-kira 2cm di bawah batas, di bawah tanda batas pada labu ukur
*      Masukkan air ke dalam labu ukur yang di bantu pipet sampai tepat tanda.
13.    Pembuatan F3SO4
1.    Larutan A
Dilarutkan 3,5 gram besi ke dalam 100 ml H2SO4 10 %. Dipanaskan sampai hampir semua besi larut. Disaring larutan ketika masih panas. Ditambahkan sedikit asam sulfat pada filtrat. Diuapkan larutan sampai terbentuk kristal dipermukaan larutan.
2.    Larutan B
Dinetralkan 50 ml H2SO4 10% dengan amoniak. Diuapkan larutan (NH4)2SO4 sampai jenuh.
3.    Dicampurkan larutan A dan B
Sementara panas, dicampurkan larutan A dan B. Didinginkan larutan yang diperoleh hingga terbentuk kristal berwarna hijau muda. Garam Mohr murni dapat diperoleh dengan cara dilarutkan kembali dalam sedikit mungkin air panas. Dibiarkan mengkristal. Ditimbang garam Mohr yang diperoleh.

*MpfD,