PEMBUATAN LARUTAN
1.
Standarisasi Larutan KMnO4
Kristal asam oksalat ditimbang
sebanyak ± 0,65 gram dan dilarutkan menjadi 100 mL dalam labu takar
Larutan asam oksalat diambil
sebanyak 25 mL kemudian ditambahkan 5 mL larutan H2SO4
dan dipanaskan sampai suhu 70oC
Larutan dititrasi dalam keadaan
panas dengan larutan standar KMnO4 yang telah dibuat hingga warna
ungu dari tetesan permangant hilang
Titrasi diulangi sampai 3 kali dan
volume rata-rata titran dicatat
Normalitas larutan standar KMnO4
dihitung.
2.
Untuk Natrium Klrorida (NaCl)
Menimbang 1,46 gr Nacl menggunakan
neraca ohause.
Mengukur 50 ml aquades menggunakan
gelas ukur 100 ml.
Memasukkan 50 ml aquades ke dalam
gelas kimia.
Memasukkan sedikit demi sedikit Nacl
ke dalam gelas kimia sambil di aduk.
Setelah dingin,menyimpan larutan ke
dalam botol dan member label.
3.
Pembuatan Larutan Standar Asam Oksalat
dan Penggunaannya untuk Standarisasi Larutan NaOH
Sebanyak 1,26
gram asam oksalat dihidrat (H2C2O4.2H2O)
ditimbang dengan menggunakan gelas arolji dan neraca analitik.
Asam Oksalat
dipindahkan dari gelas arloji ke dalam gelas beker 100 mL, tambahkan 25-30 mL
akuades, kemuadian diaduk hingga larut. Setelah itu gelas arloji dibilas dengan
sedikit akuades, dan masukkan air bilasan ke dalam gelas beker yang berisi
larutan asam oksalat tersebut.
Larutan asam
oksalat dipindahkan ke dalam labu takar 100 mL, kemudiam gelas beker dibilas
dengan sedikit akuades, air bilasan tersebut dimasukkan ke dalam labu takar.
Akuades ditambahkan
ke dalam labu takar hingga tepat tanda batas dan dikocok hingga homogen.
Buret yang akan
digunakan dicuci dengan menggunakan akuades kemuadian dikeringkan.
Larutan asam
oksalat yang telah dibuat dimasukkan ke dalam buret 50 mL.
10 mL larutan
NaOH yang akan distandarisasi dimasukkan kedalam erlenmeyer kemudian
ditambahkan 2-3 tetes indikator fenophtalein.
Larutan NaOH
dititrasi dengan larutan asam oksalat dari buret.
Jika terjadi
perubahan warna yang konstan titrasi dihentikan kemudian dicatat volume asam
oksalat yang digunakan untuk titrasi.
Dilakukan
titrasi kembali sebanyak dua kali dan dihitung rata-rata volume asam oksalat
yang digunakan dari tiga kali titrasi yang telah dilakukan.
4.
Pembuatan Larutan KI
Menimbang 4,5 gr KI menggunakan
neraca ohause.
Mengukur 50 ml aquades menggunakan
gelas ukur menggunakan gelas ukur 100 ml.
Memasukkan 50 ml aquades ke dalam
gelas kimia.
Memasukkan sedikit demi sedikit KI
ke dalam gelas kimia sambil di aduk
Setelah dingin menyimpan larutan ke
dalam botol dan member label.
5.
Pembuatan
Larutan H2SO4
Di
pipet 5,6 ml H2SO4
pekat dan di masukkan kedalam labu takar 100 ml yang telah di isi dengan
aquades sebanyak 50 ml.
D
ibiarkan hingga terasa dingin, kemudian di tambahkan aquades hingga tinggi
permukaan larutan 0,5 cm hingga 1 cm.
Keringkan
aquades yang menempel pada leher labu takar dengan menggunakan tisu.
Dengan
menggunakan pipet tambahkan aquades hingga tanda batas
Ditutup
labu takar dan bolak-balik labu takar sambil di pegang
Tutupnya
selama beberapa kali.
6.
Pembuatan
Larutan BaCl2
Di
timbang BaCl2 sebanyak 5,20 gr menggunakan alumunium foil.
Pindahkan
secara kuantitatif kedalam gelas kimia 100 ml yang berisi dan telah di bilas
dengan aquades
Tambahkan
aquades dan aduk hingga larut sempurna
Di
pindahkan secara kuantitatif kedalam labu takar 100 ml dengan menggunaka corong
kaca ,dimana hasil bilasannya di masukkan kedalam labu takar 100 ml.
7.
Pembuatan
larutan CH3COOH
Menimbang
labu takar 100 ml kosong (a gram)
mengisi
labu takar 100 ml dengan akuades sampai kira-kira ¾-nya. Kemudian menimbang
kembali (b gram) dan mengukur suhunya (t1)
Menimbang
gelas ukur kosong (c gram), mengisi gelas ukur tersebut dengan larutan CH3COOH
pekat 4 ml, kemudian menimbangnya kembali (d gram) dan mengukur suhunya (t2)
Menuangkan
CH3COOH pekat dengan perlahan-lahan dan hati-hati kedalam labu takar, dan
menambahkan kembali sejumlah akuades hingga batas tera. Mengocok campuran
tersebut agar homogeny. Menimbang kembali campuran tersebut (c gram) dan
mengukur suhunya kembali (t3)
Menentukan
sifat pelarutan asam asetat dan konsentrasinya dalam satuan %(w/w),
%(v/v), molaritas, molalitas, ppm, dan fraksi mol.
8.
Pembuatan
Larutan Boraks 0,1 N
Larutan
boraks (Na2B4O7. 10H2O) 0,1N dibuat dengan cara menimbang dengan teliti 1,9072
gram boraks dan dilarutkan dengan akuades, kemudian dimasukkan dalam labu ukur
100 mL, dan diencerkan dengan akuades sampai tanda batas.
· Pembakuan
larutan baku HCl dengan boraks
Pipet
10,0 mL larutan baku natrium tetraborat (boraks),
masukkan
ke dalam labu titrasi, tambahkan 2 – 3 tetes indikator metil merah.
Larutan
ini dititrasi dengan larutan HCl yang akan dibakukan, sampai terjadi perubahan
warna dari kuning menjadi jingga (terakhir).
Titrasi
dilakukan 3 kali pengulangan atau lebih. Selisih volume antar titrasi maksimal
0.05 mL.
9.
Pembuatan
Larutan Baku Primer ZnSO4/ MgSO4 0,1 N
Timbang
dengan teliti 1,4375 gram ZnSO4. 7H2O atau 1,2325 gram MgSO4.7H2O, larutkan
dalam akuades,
masukkan
ke dalam labu ukur 100 mL secara kuantitatif dan encerkan dengan akuades sampai
tanda batas. Kocok sampai homogen.
10.
Pembuatan
Larutan Baku Primer KIO3 0,1 N
Timbang
dengan teliti 0,3567 gram KIO3, dilarutkan dalam akuades. Masukkan secara
kuantitaif ke dalam labu ukur 100 mL, encerkan dengan akuades sampai garis
tanda. Kocok sampai homogen.
· Pembakuan
larutan Na2S2O3 0,1 N dengan larutan baku primer KIO3
Pipet
10,0 mL larutan baku KIO3 0,1 N masukkan ke dalam labu titrasi.
Tambahkan
2 mL H2SO4 2 N dan 8 mL larutan KI 10%, kocok.
Larutan
ini dititrasi dengan larutan tiosulfat sampai larutan berwarna kuning muda,
encerkan dengan air sampai volume 40 mL dan tambahkan 2 – 4 mL larutan amilum.
Titrasi
dilanjutkan sampai warna biru tepat hilang. Titrasi dilakukan 3 kali
pengulangan atau lebih. Selisih volume antar titrasi maksimal 0.05 mL.
11.
Pembuatan Amoniak (NH3)
Amoniak diproduksi dengan mereaksikan gas Hydrogen
(H2) dan Nitrogen (N2) dengan rasio H2/N2
= 3 : 1 .
Disamping dua komponen tersebut campuran juga berisi
inlet dan gas-gas yang dibatasi kandungannya, seperti Argon (Ar) dan Methan
(CH4).
Secara umum tahapan-tahapan proses pembuatan Amoniak
dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Feed Treating dan Desulfurisasi
2. Reforming Section
3. Gas Purification
4. Synthesa Loop dan Amoniak Refrigerant.
12.
Membuat
larutan CuSO4
Membuat
larutan CuSO4 0.002M sebanyak 100 ml dari CuSO4 0.1M
Hitung
molaritas larutan pekat
Hitung
volume larutan pekat yang dibutuhkan dengan rumus
Mengukur
volume larutan pekat yang di butuhkan
Membuat
larutan dengan cara memasukkan air ke dalam gelas kimia. Kira –kira ⅓
volume
Masukkan
larutan no 4yang sesuai dengan labu ukur
Pembilasan
alat-alat minimal 3x
Menambahkan
air dalam labu ukur dengan menggunakan botol semprot sampai kira-kira 2cm di
bawah batas, di bawah tanda batas pada labu ukur
Masukkan
air ke dalam labu ukur yang di bantu pipet sampai tepat tanda.
13.
Pembuatan F3SO4
1. Larutan
A
Dilarutkan 3,5 gram besi ke dalam 100 ml H2SO4 10 %.
Dipanaskan sampai hampir semua besi larut. Disaring larutan ketika masih panas.
Ditambahkan sedikit asam sulfat pada filtrat. Diuapkan larutan sampai terbentuk
kristal dipermukaan larutan.
2. Larutan
B
Dinetralkan 50 ml H2SO4 10% dengan amoniak. Diuapkan
larutan (NH4)2SO4 sampai jenuh.
3. Dicampurkan
larutan A dan B
Sementara panas, dicampurkan larutan A dan B.
Didinginkan larutan yang diperoleh hingga terbentuk kristal berwarna hijau
muda. Garam Mohr murni dapat diperoleh dengan cara dilarutkan kembali dalam
sedikit mungkin air panas. Dibiarkan mengkristal. Ditimbang garam Mohr yang
diperoleh.
*MpfD,