Membaca
kisah Nabi Ayub as, maka kita akan terkagum-kagum dengan ketakwaannya
yang tinggi, Ia menyayangi orang-orang miskin, memelihara janda-janda dan
anak-anak yatim, serta menghormati tamu. Ia juga menyeru kepada kaumnya
supaya menyembah kepada Allah Swt.
Allah Swt Berfirman dalam Al-Quran surat An-Nisa’ ayat 163 :
” Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud.”
Para ulama tafsir dan tarikh meriwayatkan bahwa nabi Ayub as adalah orang kaya yang banyak hartanya, kekayaannya meliputi, unta-unta yang sehat, hamba sahaya, ternak, dan tanah-tanah yang luas di daerah Batsinah dari Negeri Hauran.
Musibah yang Menimpa Nabi Ayub
Allah Swt Berfirman dalam Al-Quran surat An-Nisa’ ayat 163 :
” Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud.”
Para ulama tafsir dan tarikh meriwayatkan bahwa nabi Ayub as adalah orang kaya yang banyak hartanya, kekayaannya meliputi, unta-unta yang sehat, hamba sahaya, ternak, dan tanah-tanah yang luas di daerah Batsinah dari Negeri Hauran.
Musibah yang Menimpa Nabi Ayub
Nabi
Ayub as, dikenal mempunyai banyak anak, tapi kemudian Allah memberi ujian
dengan memusnahkan harta kekayaannya. Selain hartanya yang Allah uji, Ia
terkena bermacam-macam penyakit, sampai tidak ada anggota tubuhnya yang
utuh, kecuali jantung/hati dan lidahnya yang selalu berzikir kepada Allah Azza
wa Jalla .
Namun demikian dia tetap bersabar dan berzikir kepada Allah malamdan siang , pagi dan sore. Penyakitnya yang diderita nabi Ayub berlangsung lama, sehingga ia dijauhi oleh teman-temannya dan diasingkan dari negerinya.
Namun demikian dia tetap bersabar dan berzikir kepada Allah malamdan siang , pagi dan sore. Penyakitnya yang diderita nabi Ayub berlangsung lama, sehingga ia dijauhi oleh teman-temannya dan diasingkan dari negerinya.
Tidak
ada seorangpun yang menjenguknnya, kecuali istrinya yang menungguinya dengan
setia dan penuh kasih sayang. Hal ini tidak lain karena istrinya selalu
ingat kebaikan-kebaikan yang nabi Ayub lakukan kepadanya. Istri nabi Ayub
selalu bolak-balik menemui nabi Ayub, untuk membantu memenuhi segala keperluannya
Pada suatu hari, lemahlah keadaan istrinya dan berkuranglah hartanya, sehingga ia terpaksa bekerja pada orang lain dengan mendapat upah, untuk memberi makan Ayub dan menolongnya. Istrinya tetap bersabar, kendati mereka telah kehilangan harta dan anak, di tambah lagi dengan musibah yang menimpa suaminya, sehingga ia harus bekerja pada orang lain.
Pada suatu hari, lemahlah keadaan istrinya dan berkuranglah hartanya, sehingga ia terpaksa bekerja pada orang lain dengan mendapat upah, untuk memberi makan Ayub dan menolongnya. Istrinya tetap bersabar, kendati mereka telah kehilangan harta dan anak, di tambah lagi dengan musibah yang menimpa suaminya, sehingga ia harus bekerja pada orang lain.
Kesabaran
Luar Biasa
Semua
ujian ini menjadikan Nabi Ayub semakin bertambah kesabaran. Harapan,
pujian dan rasa syukur Nabi Ayub kepada Allah, akhirnya dibuat perumpamaan
bagi-bagi orang-orang yang sabar seperti kesabaran nabi Ayub as, dan juga
dibuat perumpamaan orang yang mengalami macam-macam cobaan seperti cobaan Ayub.
Para ulama berbeda pendapat mengenai masa cobaannya, ada yang mengatakan 3 tahun dan ada yang mengatakan 7 tahun beberapa bulan, dan ada yang mengatakan 18 tahun.
Diriwayatkan kepada istrinya berkata: “Hai Ayub, seandainya engkau berdoa kepada Tuhanmu , niscaya Dia akan membebaskanmu. “Ayub menjawab: “Aku telah hidup 70 tahun dalam keadaan sehat, sedang itu sangat sedikit bagi Allah jika aku bersabar untuknya 70 tahun.
Para ulama berbeda pendapat mengenai masa cobaannya, ada yang mengatakan 3 tahun dan ada yang mengatakan 7 tahun beberapa bulan, dan ada yang mengatakan 18 tahun.
Diriwayatkan kepada istrinya berkata: “Hai Ayub, seandainya engkau berdoa kepada Tuhanmu , niscaya Dia akan membebaskanmu. “Ayub menjawab: “Aku telah hidup 70 tahun dalam keadaan sehat, sedang itu sangat sedikit bagi Allah jika aku bersabar untuknya 70 tahun.
Diriwayatkan
pula bahwa setiap ditimpa musibah ia mengucapkan: “YaAllah, Engkau yang mengambil
dan Engkau yang memberi.”
Ahli-ahli
sejarah telah meriwayatkan kisah nabi Ayub yang bahannya diambil dari kitab
Ayub, dan juga dari tafsir Yahudi terhadap Taurat yang bernama Hajadah . Bahan
tersebut tidak dipakai oleh ulama Islam yang bisa dipercaya, lantaran banyaknya
campuran di dalamnya dan banyak riwayat selundupan.
Sebagian
ahli tafsir telah mengkritik macam bencana yang menimpa Ayub, hingga
menyebabkan ia dihindari orang, diusir dari rumahnya keluar kota di dekat
tempat sampah, dan tidak ada yang berhubungan dengannya kecuali istrinya yang
membawakan bekal dan makanan. Maka semua itu berasal dari Isra’iliyat yang
wajib diyakini kedustaannya, karena ia bukan sandaran yang benar dan
mendukung riwayat tersebut.
Disamping itu, karena diantara syarat-syarat kenabian ialah tidak adanya penyakit-penyakit yang membuat orang lari dari nabi itu, sebab apabila nabi itu demikian, maka ia pun tidak dapat berhubungan dengan masyarakat dan tidak dapat menyampaikan syariat atau hukum-hukumnya
Disamping itu, karena diantara syarat-syarat kenabian ialah tidak adanya penyakit-penyakit yang membuat orang lari dari nabi itu, sebab apabila nabi itu demikian, maka ia pun tidak dapat berhubungan dengan masyarakat dan tidak dapat menyampaikan syariat atau hukum-hukumnya
Kisah
Nabi Ayub dalam Al-Qur’an
Al-Qur’an
menjelaskan ujian yang menimpa tubuh nabi Ayub, dimana ia berdoa kepada Allah
yang bisa membebaskan dari bencana dan mengembalikan keluarganya
kepadanya.
Allah Swt. Berfirman dalam Al-Quran surat Al-Anbiya : 83-84
“dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang. Maka Kami pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah. "
Allah Swt. Berfirman dalam Al-Quran surat Shad ayat 41-42:
“Ceritakan riwayat hamba Kami Ayyub ketika berseru kepada Tuhannya: “Aku ditimpa kepayahan dan penyakit yang disebabkan setan.” Maka Allah berfirman kepadanya:” Hentakkanlah kakimu dibumi, niscaya timbul air yang sejuk untuk mandi dan minum.”
Allah Swt. Berfirman dalam Al-Quran surat Al-Anbiya : 83-84
“dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang. Maka Kami pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah. "
Allah Swt. Berfirman dalam Al-Quran surat Shad ayat 41-42:
“Ceritakan riwayat hamba Kami Ayyub ketika berseru kepada Tuhannya: “Aku ditimpa kepayahan dan penyakit yang disebabkan setan.” Maka Allah berfirman kepadanya:” Hentakkanlah kakimu dibumi, niscaya timbul air yang sejuk untuk mandi dan minum.”
Cara
penyembuhannya dijelaskan dalam firman Allah Ta’Ala dalam Al-Quran surat
: Shad ayat 42
“(Allah
berfirman): "Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan
untuk minum.”
Maka
Allah memancarkan air dingin dan menyuruhnya mandi dan minum dari situ,
sehingga Allah menyingkirkan penyakit yang menimpa tubuhnya lahir dan batin.
Pembatalan Sumpah
Pembatalan Sumpah
Nabi
Ayub bersumpah dalam sakitnya, bahwa ia akan memukul istrinya dengan 100 kali
dera jika ia sembuh, karena istrinya pergi untuk salah satu tugas dan lambat
menjalankan tugas itu.
Berhubung
istrinya itu baik pelayanannya terhadap Ayyub, maka Allahmenghalalkan sumpahnya
dengan sesuatu yang remeh, yaitu dengan menyuruh Ayub mengambil seikat tali
jerami atau semacam itu dan memukulkannya sekali kepada istrinya, dan ini sama
dengan pukulan seratus kali dera. Dengan sedemikian hingga, terlaksanalah
sumpahnya, yang menjadi jalan keluar bagi siapa yang bertakwa kepada Allah dan
taat kepada-Nya, terutama dalam hak istrinya yang saleh dan sabar.
Allah berfirman dalam Al-Quran surat : Shad ayat 42
Allah berfirman dalam Al-Quran surat : Shad ayat 42
“Dan
ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), maka pukullah dengan itu dan janganlah
kamu melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar.
Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan-nya)).
@MirfanpfD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Makasih Udah Kunjungi Blog Saya :)
"Smoga Postting ini Bermanfaat"